Selasa, 30 Mei 2017

PENDAKI MBLUDUS

Sebelumnya saya garis bawahi bahwa tulisan saya ini bukan bertujuan mengajak untuk diikuti, melainkan sekedar sharing bahwa Pendaki Mbludus itu memang ada dan nyata.
Mbludus berasal dari bahasa jawa yang berarti masuk tanpa ijin atau tanpa sepengatahuan yang empunya wilayah.  Jadi kalau judul artikel ini "Pendaki Mbludus" berarti pendaki yang melakukan pendakian di sebuah gunung tanpa ijin atau pintu masuk yang resmi.  Apakah pendaki mbludus itu dibenarkan? tentu saja jawabannya tidak karena hal itu termasuk pendakian ilegal.
Lalu mengapa seringkali masih ada Pendaki Mbludus? Dari pengalaman beberapa pendaki mbludus dapat diambil beberapa kesimpulan kenapa mereka melakukan hal tersebut.

1. Gunung Yang Sudah Semakin Penuh.
Beberapa tahun belakangan ini trend pendakian begitu luar biasa di kalangan anak muda sehingga setiap liburan gunung selalu penuh terutama di jalur-jalur standart, dengan demikian pendaki mbludus yang biasanya pecinta kesunyian akan mencari jalur yang tidak resmi agar terhindar dari hiruk-pikuk pendaki pada umumnya.

2. Birokrasi Yang Terlalu Ribet
Ada beberapa gunung yang menerapkan aturan yang terlalu ketat salah satunya harus daftar jauh-jauh hari dan melengkapi dokumen-dokumen yang menurut sebagian orang ribet.  Dan kebetulan para pendaki mbludus itu kebanyakan kurang suka yang ribet-ribet karena terkadang harus mengejar waktu yang sempit, dan akhirnya harus mendaki lewat pintu samping.

3. Butuh Tantangan.
Pendaki dengan jumlah jam terbang yang cukup akan cenderung mencari hal-hal baru guna mengasah kemampuan dan wawasan, jadi mereka cenderung mencari jalur-jalur baru yang tidak tercantum di peta pendakian legal yang biasanya jalur tersebut jalur pencari kayu di hutan.


Diluar masalah pendakian Legal atau Ilegal tidak bisa kita pungkiri Pendaki Mbludus itu tetap ada di gunung-gunung manapun, untuk itu daripada kita berdebat alangkah baiknya kita mengetahui persiapan apa yang diperlukan seandainya kita terpaksa atau berniat melakukan pendakian ilegal.

1. Pelajari Jalur Pendakian.
Yang dimaksud di sini adalah kita perlu mempelajari jalur ilegal ini tembus kembali ke jalur legal atau langsung menuju puncak, karena hal tersebut berpengaruh terhadap persiapan lain-lain.

2. Pakai GPS ( Guide Penduduk Sekitar )
Penduduk sekitar perlu kita libatkan tapi cukup satu orang aja gak perlu satu kampung 😀😀😀
Kita perlu penduduk sekitar jika sekiranya kita benar-benar buta dengan jalur yang akan kita lalui.

3. Logistik.
Peralatan, makanan, minuman, obat-obatan dan lain-lain tentu berbeda dengan kalau kita mengikuti pendakian Open Trip.  Disini kita dituntun untuk bisa membawa 2x lipat dari logistik pendakian biasa.

4. Kemampuan Fisik dan Perkiraan Waktu.
Kenapa kemampuan fisik dan perkiraan waktu saya gabungkan jadi satu? Karena hal ini sebagai salah satu apakah kita bisa kembali turun atau tidak.  Estimasi pendakian mbludus harus ditambah apalagi dijalur-jalur yang masih belum diketahui, misal kalau pendakian legal 7 jam maka untuk pendakian ilegal kita bikin 10-12 jam mengingat hal-hal yang akan terjadi.  Kemampuan Fisik dan waktu harus seimbang, seberapa kemampuan fisik untuk menempuh berapa jam, segitu pula harus kita persiapkan untuk nanti ketika turun.

5. Mental.
Mental merupakan hal penting untuk membackup point nomor 4, dengan mental yang bagus akan bisa menutupi kekurangan-kekurangan dalam hal kemampuan fisik.

6. Tinggalkan Pesan.
Biasakan untuk meninggalkan pesan ke teman yang bisa dipercaya, hal-hal yang perlu disampaikan mengenai tanggal mulai pendakian, desa lokasi pendakian, estimasi waktu perjalanan dengan tujuan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bisa menghubungi pihak-pihak yang berwenang.

7. Berdoa.
Ini hal yang paling penting karena dalam pendakian mbludus seringkali hanya ada kita dan Tuhan.


Sekali lagi apa yang saya tulis ini bukan ajakan untuk melakukan pendakian ilegal, melainkan hanya sebagai persiapan seandainya kita harus melakukan pendakian ilegal tersebut.  Semoga bermanfaat bagi teman-teman petualang jika sekiranya ada yang kurang bisa ditambahkan di kolom komentar.

Salam Rimba - Salam Lestari.

0 komentar:

Posting Komentar