Ini contoh pendaki-pendaki muda yang ngeyel |
Seminggu yang lalu tepatnya tanggal 6 Februari 2016 mengantar temen ke gunung Cireme lewat jalur Apuy. Memang rencana tidak ikut ke puncak tapi cuma nunggu di parkiran di desa Apuy atau juga disebut desa Argomukti. Tetapi penasaran juga, akhirnya saya dengan saudara coba jalan sampai pos I Barod tempatnya para pendaki pada daftar. Waktu itu memang dari semalem kita datang sudah hujan, dan pagi ini agak cerah, tapi ketika sampai pos I hujan lagi cukup gede. Saya sudah tidak melihat rombongan yang saya bawa tadi, berarti mereka sudah mulai pendakian meskipun hujan.
Lagi ngopi sambil makan nasi telor goreng ada bc masuk yang kasih kabar di Merbabu ada pendaki gunung yang meninggal karena terkena Hypotermia. Menurut berita pendaki tersebut berumur 17 tahun, terpisah dari rombongannya dan jalan dengan pendaki lain, meninggal ketika tidur di dalam tenda. Kemungkinan besar anak itu sudah merasa kedinginan tetapi tidak berani untuk minta pertolongan ke pendaki lain yang bukan kelompoknya.
Musim hujan memang terlalu beresiko untuk melakukan pendakian gunung, meskipun hal itu sering juga saya lakukan, bukan untuk menantang alam tapi untuk melatih diri sendiri agar terbiasa dengan kondisi terburuk sekalipun. Sambil nyruput kopi di pos I Barod ngobrol dengan pendaki-pendaki muda yang kehujanan baru turun dari puncak Cireme. Kebanyakan usia mereka masih muda-muda antara usia 15 - 20 tahun, masih bersemangat meskipun bayah kuyub dan ada yang jalannya terseok-seok. Dan terus terang sayapun tidak akan pernah melarang pendakian di musim hujan karena anehkan melarang tapi juga melakukan. Hanya ada beberapa pesan aja sebagai pengamanan, seperti contohnya :
1. Siapkan mantel baju, mantel ponco, tenda jika bawa rombongan.
2. Bungkus baju untuk ganti dengan plastik agar tidak tembus air hujan.
3. Masukan peralatan lainnya seperti korek api, senter, baterey dll dalam plastik.
4. Bawa sepatu yang sesuai untuk medan lumpur.
5. Setelah peralatan siap perhatikan kondisi setiap anggota.
6. Tempatkan anggota paling lemah di posisi tengah.
7. Untuk anggota tim jangan malu-malu bicara jika badan merasakan sesuatu.
8. Untuk ketua tim harap rutin memperhatikan kondisi anggota tim baik ketika akan beristirahat maupun setelah istirahat.
9. Jika ada anggota yang terkena hypo segera lakukan pertolongan pertama dengan mengganti baju yg basah, olesin minyak penghangat, kenakan jaket dan bungkus dengan plastik atau flysheet atau sarung, kain untuk mengembalikan suhu tubuh korban.
10. Siapkan teh hangat, selain untuk si korban juga untuk anggota yang lain... he... he...
11. Perhatikan medan, jangan berdiri terlalu lama atau mendirikan tenda di area terbuka ketika mendung atau hujan turun untuk menghindari sambaran petir.
12. Usahakan terus bergerak, dan berhenti ketika sudah menemukan tempat yang terlindungi oleh pohon.
13. Hindari jalur air jika memungkinkan.
14. Atur jarak antara pendaki jangan terlalu rapat.
15. Berlindunglah diantara pohon-pohon yang tingginya bukan yang paling tinggi diantara pohon sekitarnya.
16. Dan yang utama banyak-banyak berdoa sepanjang jalur pendakian agar dimudahkan dalam segala situasi dan kondisi..... aamiiin.
Demikian sedikit pesan dari pendaki tua yang masih suka main hujan-hujanan.
Salam Alam Lestari.
Musim hujan memang terlalu beresiko untuk melakukan pendakian gunung, meskipun hal itu sering juga saya lakukan, bukan untuk menantang alam tapi untuk melatih diri sendiri agar terbiasa dengan kondisi terburuk sekalipun. Sambil nyruput kopi di pos I Barod ngobrol dengan pendaki-pendaki muda yang kehujanan baru turun dari puncak Cireme. Kebanyakan usia mereka masih muda-muda antara usia 15 - 20 tahun, masih bersemangat meskipun bayah kuyub dan ada yang jalannya terseok-seok. Dan terus terang sayapun tidak akan pernah melarang pendakian di musim hujan karena anehkan melarang tapi juga melakukan. Hanya ada beberapa pesan aja sebagai pengamanan, seperti contohnya :
1. Siapkan mantel baju, mantel ponco, tenda jika bawa rombongan.
2. Bungkus baju untuk ganti dengan plastik agar tidak tembus air hujan.
3. Masukan peralatan lainnya seperti korek api, senter, baterey dll dalam plastik.
4. Bawa sepatu yang sesuai untuk medan lumpur.
5. Setelah peralatan siap perhatikan kondisi setiap anggota.
6. Tempatkan anggota paling lemah di posisi tengah.
7. Untuk anggota tim jangan malu-malu bicara jika badan merasakan sesuatu.
8. Untuk ketua tim harap rutin memperhatikan kondisi anggota tim baik ketika akan beristirahat maupun setelah istirahat.
9. Jika ada anggota yang terkena hypo segera lakukan pertolongan pertama dengan mengganti baju yg basah, olesin minyak penghangat, kenakan jaket dan bungkus dengan plastik atau flysheet atau sarung, kain untuk mengembalikan suhu tubuh korban.
10. Siapkan teh hangat, selain untuk si korban juga untuk anggota yang lain... he... he...
11. Perhatikan medan, jangan berdiri terlalu lama atau mendirikan tenda di area terbuka ketika mendung atau hujan turun untuk menghindari sambaran petir.
12. Usahakan terus bergerak, dan berhenti ketika sudah menemukan tempat yang terlindungi oleh pohon.
13. Hindari jalur air jika memungkinkan.
14. Atur jarak antara pendaki jangan terlalu rapat.
15. Berlindunglah diantara pohon-pohon yang tingginya bukan yang paling tinggi diantara pohon sekitarnya.
16. Dan yang utama banyak-banyak berdoa sepanjang jalur pendakian agar dimudahkan dalam segala situasi dan kondisi..... aamiiin.
Demikian sedikit pesan dari pendaki tua yang masih suka main hujan-hujanan.
Salam Alam Lestari.
0 komentar:
Posting Komentar