Selasa, 02 Februari 2016

GUNUNG GEMURUH CIANJUR


Gunung Gemuruh, sebelumnya belum pernah dengar nama gunung ini.  Dan juga tidak sengaja mendaki gunung ini.  Pada awalnya kita cuma mencari jalur alternatif untuk menuju puncak Gunung Gede selain melalui Cibodas dan Gunung Putri, kebetulan ada salah satu temen anggota Kopalgas cerita bahwa desa tempat istrinya berasal ada jalur ziarah yang bisa tembus gunung gede.  Penduduknya disekitar situ menyebutnya jalur ziarah karena memang cuma dipakai untuk orang-orang ziarah, jarang sekali ada pendaki yang lewat jalur tersebut.
Sabtu pagi 26 Desember 2015 tanpa persiapan khusus kami bertiga Saya, pak Iwan dan Yudha anak saya berangkat dari Bekasi menggunakan mobil pak Iwan.  Langsung meluncur menuju Cianjur, sebenarnya lewat Jonggol kemungkinan lebih lancar tapi berhubung kita ada keperluan dulu ke Jakarta akhirnya kita masuk tol Jagorawi dan menuju Cianjur melalui puncak Bogor.  Dan seperti biasa di wilayah puncak pasti kena macet kalau pas hari-hari libur.
Sempet telpon-telponan dengan temen yang sudah berada di sana untuk menunjukan arah ke loksi, jadi kita setelah sampai di kota Cianjur cari arah yang menuju Sukabumi sampai ketemu kantor polisi Warung Kondang.  Disitu ada perempatan Warung Kondang ambil jalan ke kanan untuk menuju kampung Buni Sari.  Perjalanan melewati persawahaan yang hanya muat dilewati satu mobil, jadi jika berpapasan harus cari tempat agak luas untuk minggir dulu, sebenarnya ada jalan utama yang lebih lebar tapi kondisinya rusak.
Perjalanan sekitar 30 menit akhirnya sampai ke rumah temen, kalau gak salah sudah jam 14.00, beramah tamah dengan keluarga istri temen dan buru-buru sholat zduhur.  Setelah makan siang kami segera diantar oleh kakak ipar temen kita untuk menemui kuncen gunung yang akan kita daki.  Setelah ngobrol-ngobrol baru kami tahu kalau gunung di depan kita yang bisa tembus ke gunung Gede adalah Gunung Gemuruh.


Di rumah kuncen kami mendapat banyak wejangan, intinya boleh mendaki ke gunung Gemuruh asal berhati-hati dan tidak melanggar pantangan.  Waktu sudah menunjukan 16.30 kami minta ijin untuk berkemas-kemas agar tidak kemalaman.  Selesai berkemas jam 17.00 kami mulai pendakian dengan ditemani 2 anak muda penduduk setempat.  Jalur yang pertama dilalui adalah kawasan kebun teh, hampir satu jam kita menempuh kebun teh untuk sampai dipinggir hutan.  Kami harus menyibak kebun teh untuk menemukan jalur masuk ke hutan, tampak bekas potongan-potongan dahan yang habis dibabat oleh pemandu sebelumnya, karena menurut informasi tadi pagi ada yang berangkat sekitar 100 peziarah.
Untuk memasuki hutan kita harus lewat ilalang kering yang dilobangi mirip gua, kulit lecet-lecet dikit tergores tumbuhan berduri di kiri kanan jalur.  Setelah itu kita mulai memasuki hutan yang sebenarnya dengan jalur-jalur tipis di sebelah kanan ada jurang.  Sebelum mencapai pos I kita ketemu dengan sumber air berupa air terjun dan sungai kecil, sebaiknya mengambil cadangan air disini karena di atas sudah tidak ada sumber air kecuali di alun-alun Surya Kencana.
Untuk jalur menurut saya trek standart tidak ekstrim cuma tanjakannya memang konsisten tanpa bonus, kemiringan antar 40-60 derajat.  Jarak antara pos satu dengan pos berikutnya relatif pendek, kecuali dari pos IV sampai pos V (Puncak Gunung Gemuruh).  Cukup ngos-ngosan juga untuk pendaki seusia saya dan jarang berolah raga, untung yang lainnya sabar atau bisa juga sudah mulai kelelahan.  Setelah melewati pos demi pos dengan sukses akhirnya ujian terberat tiba, dari pos IV menuju pos V Puncak seperti gak sampai-sampai padahal jam sudah menunjuk 02.30 hari minggu.
Rasa kantuk menyerang hebat memaksa kami untuk tidur meskipun guidenya bilang sbentar lagi sampai puncak.  Lokasi cuma tanah sempit gak muat untuk tenda, akhirnya tenda kita pakai sebagai selimut dan kamipun tertidur meskipun saya sendiri sulit tidur masih memperhatikan hutan di sekeliling kami.


Jam 05.30 buru-buru bangun, persiapan untuk nanjak kembali, tenaga cuma diisi roti tawar dikasi susu sachet.  Setelah beres-bers perlengkapan jam 06.40 perjalanan kita lanjut.  Perjalanan lebih ringan dibanding semalam karena sudah istirahat tidur, kiri kanan sudah mulai tampak garis datar pertanda puncak memang sudah dekat dan ternyat setelah berjalan 20 menit kita sudah menggapai puncak Gunung Gemuruh.... alhamdulillah akhirnya sampai juga.  Didepan kita tampak puncak Gunung Gede berdiri gagah dan di bawahnya terbentang alun-alun Surya Kencana.



Seperti waktu tidak mengijinkan kami untuk melanjutkan ke puncak Gunung Gede karena hari senin sudah harus kerja.  Jam 08.00 kita turun, perjalanan turun lebih ramai karena barsamaan dengan para peziarah yang kemarin nanjak hari ini juga pada turun.  Untuk mengejar waktu kami segera turun, perjalanan turun memang biasanya lebih cepat, kami tempuh dalam waktu 6.5 jam kita sudah sampai di desa Buni Asih.  Istirahat sejenak trus langsung meluncur ke Bekasi.
Saya berharap para pendaki bisa menyikapi dengan bijak karena jalur ini merupakan jalur tidak resmi, dan yang terpenting tetap menjaga kelestarian agar tidak rusak seperti jalur-jalur yang sudah ada.  Mari kita nikmati alam ini tanpa merusaknya.

Salam Alam Lestari.

10 komentar:

  1. Balasan
    1. lupa mas nomornya, tapi ada temen kita yang istrinya berasal dr daerah situ, rencana tgl 6-8 oktober mau ke gemuruh lagi

      Hapus
  2. Salam kenal..itu kalau turun nya dari situs di puncak gemuruh yang langsung ke bawah itu ya bang..jalurnya bercabang2 ga bang? Rencana mau turun lewat sana..

    BalasHapus
  3. Bang jalur buat ke gumuruh yang alternatif ada ga? Kalau ada boleh tau nama desanya ga?

    BalasHapus
  4. Banh mau tanya jalur ke gumuruh yang alternatif ada ga?

    BalasHapus
  5. Kalau dari surya kencana ke gunung gumuruh berapa lama ya?

    BalasHapus
  6. Perjalanannya lumayan melelahkan... Hahha... Pertamakali naik gunung langsung d bawa lewat sini....

    BalasHapus